Bapak
Sapari, Si Tangan Ajaib
Bapak
sapari adalah seorang guru olahraga di SDN Bengkal 2, Kabupaten Temanggung. Beliau memiliki seorang istri bernama Ibu Nur
Laela dan memiliki empat anak bernama Dina, Arif, Nurul, dan Dani. Beliau
selalu pergi bekerja pukul 06.00 WIB. Beliau adalah salah satu warga yang
disegani di desanya karena ilmunya yang dapat menolong orang yang mengalami
patah tulang, keseleo, terkilir, dan tulang retak.

Beliau
mulai mengenyam pendidikannya di SDN Girirejo. Semenjak usia tujuh tahun ,
beliau membantu merawat bebek milik tetangganya dan upahnya digunakan untuk
membantu perekonomian keluarga. Ketika beliau berusia sepuluh tahun, ayahnya
meninggal dunia karena sakit keras. Beliau bersama kakak laki-lakinya, sepulang
sekolah membantu ibunya mencangkul sawah. Beliau kemudian melanjutkan
pendidikannya ke SMPN Pancuranmas dan tinggal bersama tetangganya yang bernama
Ibu Wiwik karena ibunya beralih profesi menjadi asisten rumah tangga di
Yogyakarta. Kemudian beliau melanjutkan pendidikannya di SGO karena banyak
memiliki banyak piagam dan kerap meraih juara satu lomba lari. Beliau membiayai
pendidikannya dengan cara bekerja sebagai kuli bangunan.
Setelah
menyelesaikan pendidikannya, beliau bekerja sebagai guru olahraga sekolah dasar
di desa terpencil di Kabupaten Temanggung. Pada tahun 1984 beliau dipindahkan
ke SDN Badran 1, Kabupaten Temanggung. Beliau bekerja dengan menempuh jarak
dari Magelang--Temanggung dengan mengendarai sepeda motor yang dikredit dan
sepulang kerja beliau bekerja sebagai tukang ojek di Menowo.

Bapak
Sapari adalah seorang guru olahraga sekaligus kepala rumah tangga yang sangat
ulet, pekerja keras, dan pantang menyerah. Bapak Sapari adalah sang penolong dan
penyelamat karena membantu orang-orang yang membutuhkan jasa dan tenaganya
karena kapanpun pasiennya datang memerlukan pertolongan, beliau akan
melayaninya dengan senang hati dan tidak mengharapkan imbalan karena beliau
adalah si tangan ajaib
Ya, terima kasih. Akan lebih baik jika penempatan gambar pertama diletakkan lebih ke atas lagi.
BalasHapus