Bapak
Sapari, Si Tangan Ajaib
Bapak
sapari adalah seorang guru olahraga di SDN Bengkal 2, Kabupaten Temanggung. Beliau memiliki seorang istri bernama Ibu Nur
Laela dan memiliki empat anak bernama Dina, Arif, Nurul, dan Dani. Beliau
selalu pergi bekerja pukul 06.00 WIB. Beliau adalah salah satu warga yang
disegani di desanya karena ilmunya yang dapat menolong orang yang mengalami
patah tulang, keseleo, terkilir, dan tulang retak.
Sapari
kecil lahir di Magelang pada tanggal 23 September 1960. Sapari kecil adalah
anak kedua dari enam bersaudara. Beliau lahir dalam keluarga sederhana dari
Bapak Cunong dan Ibu Wakinem. Beliau tinggal di Desa Sobokarang, Kecamatan
Tegalrejo, Kabupaten Magelang. Ayahnya bekerja sebagai tentara sukarelawan di
Magelang. Ibunya bekerja sebagai buruh tani di desanya.
Beliau
mulai mengenyam pendidikannya di SDN Girirejo. Semenjak usia tujuh tahun ,
beliau membantu merawat bebek milik tetangganya dan upahnya digunakan untuk
membantu perekonomian keluarga. Ketika beliau berusia sepuluh tahun, ayahnya
meninggal dunia karena sakit keras. Beliau bersama kakak laki-lakinya, sepulang
sekolah membantu ibunya mencangkul sawah. Beliau kemudian melanjutkan
pendidikannya ke SMPN Pancuranmas dan tinggal bersama tetangganya yang bernama
Ibu Wiwik karena ibunya beralih profesi menjadi asisten rumah tangga di
Yogyakarta. Kemudian beliau melanjutkan pendidikannya di SGO karena banyak
memiliki banyak piagam dan kerap meraih juara satu lomba lari. Beliau membiayai
pendidikannya dengan cara bekerja sebagai kuli bangunan.
Setelah
menyelesaikan pendidikannya, beliau bekerja sebagai guru olahraga sekolah dasar
di desa terpencil di Kabupaten Temanggung. Pada tahun 1984 beliau dipindahkan
ke SDN Badran 1, Kabupaten Temanggung. Beliau bekerja dengan menempuh jarak
dari Magelang--Temanggung dengan mengendarai sepeda motor yang dikredit dan
sepulang kerja beliau bekerja sebagai tukang ojek di Menowo.
Pada
tanggal 12 Desember 1986, beliau menikah dengan Nur Laela seorang guru PAI di
SDN Pabelan dan tinggal bersama mertuanya di Desa Pancuranmas, Kecamatan
Secang, Kabupaten Magelang. Ibu Nur Laela lahir di Magelang pada tanggal 24
juli 1967. Pada tanggal 20 Januari 1990 lahirlah anak pertama mereka yang
diberi nama Dinalisa Setiawati. Selang dua tahun lahirlah anak kedua pada
tanggal 15 Desember 1992 yang diberi nama Arif Bahtiar. Kemudian pada tanggal
08 April 1999 lahirlah anak ketiga yang diberi nama Nurul Habibah bersamaan
dengan beralih profesinya Bapak Sapari sebagai tukang ojek menjadi tukang pijat.
Beliau memperoleh ilmu memijat dan menolong orang yang mengalami patah tulang,
keseleo, terkilir, dan tulang retak dari pelatihan di Semarang. Pada akhir
tahun 1999, Bapak Sapari mendirikan rumah di Desa Pancuranmas, Kecamatan
Secang,Kabupaten Magelang. Pada tanggal 09 juni 2010 lahirlah anak keempat yang
diberi nama Kusumawardani. Pada akhir tahun 2010, Bapak Sapari dipindahtugaskan
ke SDN Bengkal 2, Kabupaten Magelang.
Bapak
Sapari adalah seorang guru olahraga sekaligus kepala rumah tangga yang sangat
ulet, pekerja keras, dan pantang menyerah. Bapak Sapari adalah sang penolong dan
penyelamat karena membantu orang-orang yang membutuhkan jasa dan tenaganya
karena kapanpun pasiennya datang memerlukan pertolongan, beliau akan
melayaninya dengan senang hati dan tidak mengharapkan imbalan karena beliau
adalah si tangan ajaib
Ya, terima kasih. Akan lebih baik jika penempatan gambar pertama diletakkan lebih ke atas lagi.
BalasHapus